Umumnya, hiperhidrosis terjadi di telapak tangan, telapak kaki, kepala, wajah, serta lipatan tubuh seperti ketiak dan selangkangan. Untuk wajah, ada yang mengalaminya di seluruh permukaan, ada juga yang di bagian khusus saja. Misalnya, diantara hidung dan bibir (daerah kumis). Orang pun cenderung mengalaminya di segala cuaca. Panas atau dingin, keringat tetap bercucuran.
Ada enam sifat hiperhidrosis yang bisa dicermati. Yakni, terjadi secara simetris (di kedua sisi tubuh), dialami lebih dari dua kali dalam seminggu, saat tidur pun berkeringat banyak, dan keringat akan semakin banyak ketika beraktivitas. "Istilah umumnya gobyos," kata dr Marina Haroen SpKK.
Sifat lainnya, dialami laki - laki maupun perempuan sejak kurang dari 25 tahun dan ada riwayat dalam keluarga. "Ayah atau ibu atau bahkan paman atau kakeknya mengalami," tambah spesialis kulit dan kelamin itu.
Selama ini, ada beberapa metode terapi yang bisa ditempuh. Pertama, bahan oles. Bisa berupa krim, lotion atau bahan padat yang mengandung alumunium klorida. Orang awam sering mengenalnya dengan sebutan tawas. Itu bisa diaplikasikan untuk telapak tangan, wajah atau ketiak. Ada juga obat telan, anti-cholinergic, yang bisa didapat setelah berkonsultasi dengan dokter.
Dua bahan tersebut merupakan solusi sementara, cenderung singkat, 12 jam saja sekali pakai. "Biasanya itu untuk yang mau menjalani prosesi pernikahan supaya make-up tidak mudah luntur," terang marina yang bertugas di RSAL dr Ramelan Surabaya tersebut.
Terapi yang bertahan lebih lama adalah injeksi botoks dan ion tophoresis menggunakan alat yang diaplikasikan dari luar. Umumnya dilakukan 30 menit, dua kali dalam seminggu. Atau, 20 menit per sisi tubuh dalam 2 - 3 hari. "Diulang setelah beberapa bulan. Setiap orang berbeda kadar ketahanan fungsinya," ujar Marina.
Jika ingin mengatasi hiperhidrosis secara permanen, pembedahan bisa dipilih sebagai solusi. Ada local incision yang dilakukan untuk mengambil kelenjar keringat di ketiak, juga thoracic sympathectomy di telapak tangan untuk mematikan saraf. "Yang kompeten melakukan adalah dokter bedah," ungkapnya.
Kini ada temuan terbaru yang bisa dikerjakan dokter spesial kulit. Yakni, menggunakan alat khusus dengan ultrasound dan radiofrekuensi. Terapi itu, lanjut Marina, hanya bisa dilakukan untuk bagian ketiak. Sebenarnya alat tersebut tidak baru dalam dunia kesehatan dan kecantikan. Hanya alat itu selama ini digunakan untuk terapi pengencangan kulit. "Untuk wajah dan leher supaya tampak muda," katanya.
"Dengan berbagai penelitian, ternyata hiperhidrosis pun bisa diatasi dengan terapi menggunakan alat tersebut," ujar Marina yang baru saja mengikuti Aesthetic Asia Exhibition & Congress 2012 di Singapura, 13 - 15 September lalu tersebut.
Perlu diperhatikan, sebaiknya melakukan pemeriksaan dan konsultasi medis sebelum menjalani terapi. Sebab, tidak semua orang bisa menjalani dengan aman. Orang dengan alergi atau memiliki penyakit tertentu memerlukan terapi yang cocok. "Jika dia sudah mengkonsumsi obat lain untuk terapi sebelumnya, harus disesuaikan supaya tidak kontradiktif," tegasnya. Begitu juga dengan penggunaan alat bedah, begitu juga terapi energi, memerlukan kondisi tubuh yang prima.
SUMBER
Post a Comment